Cara Membuang dan Penanggulangan Sampah di Jepang

Jepang, mendengar nama Negara ini pasti ada banyak hal yang terlintas di pikiran kita. Mulai dari anime, manga, bunga sakura, atau bahkan cewek-cewek dari AKB 48. Tapi yang pasti, Jepang itu salah satu negara di Asia yang memiliki banyak hal yang bisa kita contoh atau teladani. Salah satunya adalah tentang bagaimana mereka membuang dan mengatur sampah mereka sehari-hari.
 

Kalau kita bandingkan dengan Indonesia, kepedulian dan kesadaran diri kita terhadap lingkungan masih sangatlah kurang. Negara kita yang seharusnya dikenal sebagai negara yang berbudaya, malah tidak memiliki budaya yang baik dalam membuang sampah. Masih banyak di antara kita yang berpikir bahwa kebersihan lingkungan dan pengolahan sampah adalah tanggung jawab petugas kebersihan dan pemerintah saja. Padahal, semua dimulaidari diri sendiri, dan kesadaran mengenai hal ini seharusnya ditanamkan sejak dini.
 
Apa buktinya kalau kesadaran kita masih sangat kurang? Masih sering kan kita temui sampah-sampah berserakan di lokasi yang sebenarnya tidak jauh dari tempat sampah yang sudah disediakan? Atau, pernah lihat juga sampah-sampah berserakan tepat di bawah tanda peringatan “Dilarang Membuang Sampah Di Sini”? Ironis.







Mari kita coba mengintip bagaimana masyarakat Jepang dan pemerintahnya bekerjasama menginternalisasi budaya membuang sampah yang baik di sana.

Pertama

Budaya membuang sampah pada tempatnya merupakan budaya yang sudah ditanamkan sejak dini. Anak-anak kecil di Jepang sudah sadar bahwa mereka tidak boleh membuang sampah sembarangan. Kalau mereka tidak menemukan tempat sampah saat bermain di luar, mereka akan menyimpan dulu sampah-sampah mereka di kantong celananya, kemudian dibuang saat sampai di rumah. Dengan ditanamkannya nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan kedisiplinan dalam hal membuang sampah ini sejak kecil, akan membentuk habit yang baik sampai mereka sudah besar nanti.

Kedua 

Pembentukan budaya ini didukung oleh adanya tekanan sosial dari masyarakat Jepang sendiri jika ada di antara mereka yang membuang sampah sembarangan. Makanya, tanpa perlu papan bertuliskan “Dilarang Membuang Sampah” pun mereka sudah akan malu sendiri kalau membuang sampah sembarangan. Dukungan juga datang dari berbagai komunitas peduli lingkungan yang terus-menerus berkampanye dan memberi edukasi mengenai pembuangan dan pemilahan sampah yang benar serta proses daur-ulangnya. Komunitas-komunitas ini bahkan terjun langsung untuk berdialog dengan masyarakat dan memonitor pembuangan sampah mereka.

Ketiga

Adanya kategorisasi dan tata cara pembuangan sampah yang detil, teratur, dan berbeda-beda untuk setiap daerah di Jepang. Misal:
– Sampah yang bisa dibakar: kertas, rokok, daun, kayu, dll.
– Sampah yang tidak bisa dibakar: dibagi lagi menjadi yang berbahan plastik dan berbahan pecah-belah
– Sampah yang bisa didaur-ulang: dibagi lagi menjadi yang berbahan kertas (kardus, koran, dll.) atau pakaian, serta yang berbahan kaleng atau botol plastik
Untuk setiap golongan sampah tersebut juga sudah ditentukan hari-hari pengumpulannya beserta cara membungkusnya, seperti dengan plastik warna apa atau harus diikat dengan tali.

Semua itu akan dilakukan dengan rela kalau sudah memiliki kesadaran pentingnya disiplin dalam pembuangan sampah dan manfaat dari daur-ulangnya.

Bisakah Indonesia menirunya? Well just like people say “percuma perkataan dan nasehat tanpa adanya aksi yang mengikuti” dengan menanamkan pentingnya kepedulian lingkngan dan kesadaran tiap individu sendiri Indonesia dapat melakukanya, bahkan sekarangpun sudah ada tempat sampah yang dipisah2 menurutnya jenisnya seperti Anorganik dan Organik di Indonesia But, do people care? No, sifat inilah yang menjadi penghalang rakyat Indonesia untuk dapat membenahi penanggulangan sampah, Semua kembali kepada diri kita sendiri,well guys semoga sedikit informasi ini dapat menjadi bahan pemikiran bagi kita yang peduli kepada lingkungan sekitar, Sankyu!!



Author : Redza Yassar

No comments

NJKganbare. Powered by Blogger.