Teru Teru Bozu



Konichiwa minaa. Ogenki desuka,akhir akhir ini kita telah memasuki musim hujan, apalagi Indonesia yang memiliki intensitas curah hujan yang tinggi, kadangkala kita juga berharap agar hujan tidak turun, agar tidak menggangu aktivitas kita.. Nah di Jepang,terdapat kebiasaan masyarakat membuat boneka untuk menangkal hujan. Boneka tersebut bernama Teru Teru Bozu.

Boneka ini biasa di gantungkan di jendela oleh anak anak pada jaman Edo hingga sekarang. Dalam bahasa Jepang teru adalah kata kerja yang berarti "bersinar" atau "cerah", dan bōzu dapat berarti bhiksu, atau dalam bahasa masa kini dapat berarti "kepala botak"; kata itu juga merupakan istilah akrab untuk menyebut bocah lelaki. Biasanya anak anak memasang boneka ini dengan bernyanyi, berikut liriknya,

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Itsuka no yume no sora no yō ni
Haretara kin no suzu ageyoTeru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Watashi no negai wo kiita nara
Amai o-sake wo tanto nomashoTeru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Sorete mo kumotte naitetara Sonata no kubi wo chon to kiru zo  


Ada pula jika kita memasang Teru Teru Bozu dengan kepala menghadap ke bawah, itu berati kita mengharapkan hujan untuk turun.



Banyak cerita mengenai sejarah Teru Teru Bozu,salah satu yang populer. Dulu di sebuah desa,hujan turun dengan lebat selama beberapa hari dan merusak semua pertanian.Kemudian ada seorang biksu yang berjani akan membawa lagi cuaca yang cerah. Namun hujan tak kunjung berhenti, dan para warga mencari sang biksu kemudian memotong lehernya.
Hal itu sesuai dengan lirik terakhir dari lagu Teru Teru Bozu yang berbunyi
“Kalau mendung dan kamu nangis (baca: hujan)
Kan kupotong kepalamu.”



Bartolomeo Diaz.

No comments

NJKganbare. Powered by Blogger.